Oleh: amar lubai | 17 April 2009

Takhim dan Tarqiq

Dilihat dari segi tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis)-nya, maka huruf hijaiah terbagi tiga. Pertama huruf yang selalu dibaca tebal, yaitu huruf-huruf isti`la’ (huruf-huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkannya). Kedua huruf yang terkadang dibaca tebal, terkadang dibaca tipis sesuai posisi huruf dalam ayat, yaitu (huruf lam pada lafal Allah dan huruf ra). Ketiga huruf yang selalu dibaca tipis, yaitu huruf-huruf istifal (yaitu huruf-huruf yang terjadi dengan menurunkan sebagian besar lidah ketika menuturkannya), selain dari huruf lam dan ra.

Tafkhim menurut etimologi berarti menebalkan atau menggemukkan. Menurut istilah tajwid berarti gambaran tentang tebalnya bunyi huruf seakan-akan bunyi tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut. Hurufnya ada tujuh, yaitu yang tergabung dalam kalimat( ط®طµ ط¶ط؛ط· ظ‚ط¸ ).

Tingkatan pertama adalah jika huruf tafkhim berbaris fathah bertemu dengan huruf alif. Contohnya( ظ‚ط§ظ„ ).
Tingkatan kedua adalah jika huruf tafkhim berbaris fathah tidak bertemu dengan huruf alif. Contohnya( ط®ظ„ظ‚ظƒظ… ).
Tingkatan ketiga adalah jika huruf tafkhim berbaris damah. Contohnya( ظٹظ‚ظˆظ„ ).
Tingkatan keempat adalah jika huruf tafkhim itu sukun. Contohnya( ط§ظ‚ط±ط£ ).
Tingkatan kelima adalah jika huruf tafkhim itu berbaris kasrah. Contohnya( ظ‚ظٹظ„ ).

Huruf-huruf ada yang terkadang dibaca tarqiq dan terkadang dibaca tafkhim sesuai dengan kondisi hurufnya. Hurufnya ada tiga, yaitu pengecualian dari kelompok huruf istifal, masing-masing alif-lam pada lafal Allah dan ra.

Tafkhim huruf lam pada lafal Allah dan ra. Pertama lam dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf tafkhim yang lain, seperti( ظ‚ط§ظ„ ) Kedua lam pada lafal Allah dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf yang berbaris fathah dan damah atau terdapat di permulaan kata. Contohnya( ظ‚ط§ظ„ ط§ظ„ظ„ظ‡ ) , ( ط¹ط¨ط¯ ط§ظ„ظ„ظ‡ )dan( ط§ظ„ظ„ظ‡ ظ„ط§ ط¥ظ„ظ‡ ط¥ظ„ط§ ظ‡ظˆ ). Ketiga ra yang selalu dibaca tafkhim pada tiga kasus, yaitu pertama jika ra itu berbaris fathah, baik terletak di awal, di tengah-tengah atau di akhir kata. (Dengan syarat dalam keadaan washal). Contohnya( ط±ط¨ظ†ط§ – ط¨ط±ط¨ظƒظ… – ظ„ظٹط³ ط§ظ„ط¨ط± ط£ظ† طھظˆظ„ظˆط§ ظˆط¬ظˆظ‡ظƒظ… ).  Kedua jika ra itu berbaris damah. Contohnya( ط±ط²ظ‚ظ†ط§ – ط±ط¯ط¯طھ ).  Ketiga jika ra itu sukun dan huruf yang sebelumnya berbaris fathah, damah atau kasrah (asli) dan sesudahnya terdapat huruf isti`la’, atau huruf sebelumnya berbaris kasrah (bukan asli akan tetapi karena sebab lain).  Contohnya    ( ط²ط±ط¹ط§ – ظ…ط±طھظپظ‚ط§ – ظ‚ط±ط·ط§ط³ – ط§ط±ط¬ط¹ظˆط§ )

Tarqiq huruf lam pada lafal Allah dan ra. Pertama lam dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf tarqiq yang lain, seperti( ط§ظ„ظƒطھط§ط¨ ) Kedua lam pada lafal Allah dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf yang berbaris kasrah, baik huruf tersebut bersambung dengan lam tersebut dalam satu kata atau pada kata lain. Contohnya( ظ„ظ„ظ‡ ) , ( ط¨ط³ظ… ط§ظ„ظ„ظ‡ ).  Ketiga ra dibaca tarqiq pada tiga kasus, yaitu pertama jika ra itu berbaris kasrah. Contohnya( ط±ط¬ط§ظ„ – ظ…ط±ظٹط¦ط§ ).  Kedua jika ra itu sukun dan huruf sebelumnya berbaris kasrah (asli) dan tidak ada huruf isti`la’ sesudahnya. Contohnya( ظپط±ط¹ظˆظ† ). Ketiga jika ra itu sukun (karena wakaf) dan terdapat setelah huruf ya mad atau ya layin. Contohnya( ظˆظ‡ظˆ ط¹ظ„ظ‰ ظƒظ„ ط´ط¦ ظ‚ط¯ظٹط± )dan( ط°ظ„ظƒ ط®ظٹط± ).

Ra boleh dibaca tafkhim dan boleh tarqiq, akan tetapi tafkhim lebih baik. Yang demikian terjadi pada dua hal: Pertama jika ra itu sukun (ketika wakaf) dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau damah. Contohnya ( ط¥ظ† ظ‡ط°ط§ ط¥ظ„ط§ ظ‚ظˆظ„ ط§ظ„ط¨ط´ط± ) ( ظƒط°ط¨طھ ط«ظ…ظˆط¯ ط¨ط§ظ„ظ†ط°ط± ).  Kedua jika ra itu sukun (ketika wakaf), huruf sebelumnya sukun juga dan didahului oleh huruf yang berbaris fathah atau damah (yang kalau diwashal berbaris kasrah). Contohnya              ( ظˆط§ظ„ط¹طµط± ) ( ظˆط§ظ„ظپط¬ط± ).  Catatan: Bagi yang membaca tarqiq dapat beralasan karena adanya kasrah yang terdapat sebelumnya, tidak melihat kepada huruf isti`la’ yang terdapat sesudahnya. Sedangkan alasan orang yang membaca tafkhim adalah karena melihat kepada sukun yang terjadi karena sebab tertentu dan tidak melihat keadaannya ketika diwashal.

Ra boleh dibaca tafkhim, boleh tarqiq, akan tetapi tarqiq lebih baik. Yang demikian terjadi pada tiga hal: Pertama jika ra itu sukun ketika wakaf dan sesudahnya terdapat huruf ya yang terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan. Contohnya kata( ظٹط³ط± )dalam firman Allah swt. ( ظˆط§ظ„ظ„ظٹظ„ ط¥ط°ط§ ظٹط³ط± ) asalnya  ( ظٹط³ط±ظٹ ). Dalam hal ini, ya terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan. Kedua jika ra itu sukun, terdapat sesudah huruf yang berbaris kasrah (ketika wakaf) dan di antara keduanya ada huruf isti`la’. Kasus seperti ini di dalam Alquran hanya terdapat pada satu tempat saja, yaitu kata( ط§ظ„ظ‚ط·ط± ) pada ayat  ظˆط£ط³ظ„ظ†ط§ ظ„ظ‡ ط¹ظٹظ† ط§ظ„ظ‚ط·ط± ). Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena diwashal, sedangkan yang membaca tafkhim beralasan, karena melihat pada sukun yang terjadi karena sebab tertentu (wakaf). Ketiga jika ra itu sukun, huruf sebelumnya berbaris kasrah dan sesudahnya terdapat huruf isti`la’ yang berbaris kasrah. Kasus seperti ini di dalam Alquran hanya terdapat satu saja, yaitu kata( ظپط±ظ‚ )pada ayat( ظƒظ„ ظپط±ظ‚ ظƒط§ظ„ط·ظˆط¯ ). Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena melihat kepada kasrah yang terdapat sebelum, tidak melihat kepada huruf isti`las’ yang datang setelahnya, karena berbaris kasrah. Bagi yang membaca tafkhim beralasan, karena melihat kepada huruf isti`la’ yang datang setelah ra itu, tidak melihat kepada kasrah yang terdapat sebelumnya juga tidak melihat kepada huruf isti`la’ yang berbaris kasrah.

Hukum imalah (condong) hanya khusus bagi huruf ra saja. Dalam keadaan seperti ini ra dibaca tarqiq, karena baris fathah condong ke baris kasrah dan huruf alif condong ke huruf ya. Kasus seperti ini di dalam Alquran hanya ada satu saja, yaitu kata( ظ…ط¬ط±ط§ظ‡ط§ ). Tarqiq menurut etimologi berarti menipiskan. Menurut istilah tajwid berarti gambaran dari perubahan yang terjadi pada bunyi huruf yang mengakibatkan bunyi tersebut tidak memenuhi mulut. Huruf tarqiq adalah semua huruf hijaiah selain huruf tafkhim( ط®طµ ط¶ط؛ط· ظ‚ط¸ )dan huruf-huruf yang dibaca tafkhim atau tarqiq sesuai kondisi (alif, lam pada lafal Allah dan ra).

Sumber : http://quran.al-islam.com


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Kategori